Melepas Ikhlas
Seperti
daun-daun renta terjun ke tanah,
Separuh
hariku gugur.
Aku
kehilangan ritma,
Bak
melodi tanpa nada.
Mentariku
hilang, ditelan awan hitam.
Kini,
cahayanya redup tiada benderang.
Dibawah
pohon rindang kau bersemayam.
Dalam
gundukan tanah dengan bantalan kayu jati.
Di
muka pintu, masih bergantung tanda kabung.
Tak
akan kembali, meski terus ditangisi.
Kulepas
kau diantara ribuan embusan napas, ikhlas.
Meski
dadaku penuh dengan isak.
Berteman
dengan kesepian.
Berdamai
dengan kehilangan.
Melepas
yang seharusnya dilepas.
Agar
tidak semakin berantakan.
Menatap
kosong pada nisan bertuliskan huruf-huruf kecil dengan tanggal yang disamarkan.
Aku
bertanya,
Dik,
bisakah kita bertemu lagi?
Di
Jannahnya Sang Ilahi.
(Annisa
Aulia Maharani., @chacal4tte_ // Bekasi, 17 Agustus 2023)
Komentar
Posting Komentar